Selasa, 30 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

DBS Group Paparkan Strategi Investasi di Kuartal II 2024

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Imbauan DBS Group Research pada tahun 2023 agar investor menempatkan uang tunai pada instrumen investasi terus membuahkan hasil pada triwulan pertama 2024. Ramalan momentum ekonomi Amerika Serikat (AS) akan memudar, yang telah banyak diantisipasi, tidak terjadi. Meskipun imbal hasil obligasi jangka panjang berkisar di level tahun 2008.

Bahkan, kombinasi antara pasar tenaga kerja AS yang baik dan pertumbuhan upah yang kuat telah mendorong Bank Sentral AS Tthe Fed) menyampingkan kebijakan pemangkasan suku bunga, setidaknya hingga bulan Mei.

Terlepas dari keengganan Bank Sentral AS mengumumkan keberhasilan dalam mengatasi inflasi dan ketidakjelasan menyeluruh dalam linimasa kebijakannya, aset-aset berisiko sudah mulai menunjukkan gairah keberhasilan.

“Investor telah memperhitungkan pelonggaran oleh Bank Sentral AS, yang pada akhirnya akan terjadi tahun ini. S&P500 menguat 8% dan selisih imbal hasil obligasi AS berbunga tinggi mengetat sebesar 22 bps,” tulis DBS, Senin (1/4).

Secara khusus, teknologi dan kecerdasan buatan (AI), serta barang-barang mewah, mencetak keuntungan besar. Emas juga berkinerja baik untuk portofolio. Meskipun obligasi sebagai kelas aset sensitif terhadap suku bunga tidak mencatat keuntungan selisih harga jual dan harga beli, obligasi mencatat pertumbuhan pendapatan bunga hingga lebih dari 5% per tahun dari perusahaan-perusahaan layak investasi. 

Setelah kinerja aset-aset berisiko yang begitu kuat, pertanyaan yang terus muncul adalah: “Apakah aset-aset berisiko menguat secara berlebihan?”

Kenaikan harga baru-baru ini sejauh ini didorong sekelompok saham terkait teknologi – “Magnificent 7” (Apple, Alphabet, Amazon, Microsoft, Meta, Nvidia dan Tesla), bersama-sama memiliki bobot signifikan di Indeks S&P 500. Sementara valuasi di industri-industri tradisional masih cukup baik.

Analisis lebih dalam mengenai kinerja teknologi meredakan kekhawatiran kehancuran teknologi pada 2000-an akan terulang – tidak seperti peningkatan dot-com pada akhir 1990-an yang didorong oleh valuasi, kenaikan harga saham teknologi saat ini didukung oleh fundamental pendapatan kuat. 

Mengingat ketiadaan antusiasme untuk saham-saham “ekonomi riil”, DBS Group Research yakin bahwa perluasan kenaikan harga saham saat ini akan segera terjadi. Pendorongnya:

  • Kondisi keuangan melemah – Kondisi keuangan AS tetap lemah, karena lonjakan harga ekuitas dan penyempitan selisih imbal hasil obligasi mengimbangi dampak kenaikan imbal hasil obligasi. Ini merupakan sinyal baik bagi lintasan pendapatan perusahaan, yang menjadi pertanda baik bagi prospek ekuitas.
  • Rasio beban bunga rendah – Rasio beban bunga perusahaan AS secara mengejutkan mencapai titik terendah meskipun saat ini tingkat hasil obligasi meningkat. Perusahaan memanfaatkan era suku bunga terendah sebelumnya untuk membiayai kembali utang mereka menjadi utang tetap jangka panjang dengan suku bunga rendah. Rasio beban bunga rendah berarti margin keuntungan lebih tinggi, mendukung ketahanan pendapatan perusahaan.
  • Posisi portofolio menguntungkan – Data alokasi industri menunjukkan bahwa energi, perangkat keras dan peralatan teknologi, dan barang modal telah mencapai titik kinerja terendah ekstrem dalam portofolio investor. Ini menunjukkan kemungkinan rotasi dana ke segmen-segmen tersebut, yang akan memperluas peningkatan harga ekuitas.
  • Ketahanan perekonomian AS – Meskipun suku bunga meningkat, pertumbuhan AS secara tidak terduga meningkat, didukung oleh belanja konsumen yang kuat. Pasar tenaga kerja yang sehat, pertumbuhan gaji, dan efek kekayaan dari kenaikan harga aset kemungkinan akan terus mendorong perekonomian secara umum, mendukung skenario dasar DBS Group Research tentang soft landing (perlambatan terkendali) perekonomian AS.

Secara keseluruhan, kecuali jika terjadi kenaikan inflasi tak terduga, kemungkinan skenario penurunan suku bunga lambat di tengah perlambatan perekonomian AS menjadi pertanda baik untuk ekuitas dan obligasi. 

Baca juga: Strategi Investasi Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ambil Posisi Berimbang

Berikut adalah imbauan taktis DBS Group Research untuk triwulan mendatang:  

  1. Alokasi Aset: Obligasi Sedikit Lebih Disukai Ketimbang Saham

DBS Group Research tetap memilih obligasi ketimbang ekuitas yang menghasilkan pendapatan mengingat rasio risiko dan imbal hasilnya yang menarik. Selisih imbal hasil negatif antara dividen ekuitas AS dan imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun menekankan daya tarik obligasi dibandingkan dengan saham. Data aliran dana sejak awal tahun adalah bukti lebih lanjut bahwa secara umum, investor memilih obligasi dari berbagai kelas aset.  

  1. Ekuitas – Mempertahankan Peringkat Kinerja di Atas Rata-rata di Asia Kecuali Jepang

Di sektor saham, DBS Group Research mempertahankan peringkat Kinerja di Atas Rata-rata (Overweight) untuk saham Asia kecuali Jepang karena pasar yang terpuruk mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dipimpin oleh  Tiongkok.

  1. Obligasi – Tetap positif untuk kredit, faktor-faktor menguntungkan tetap pada kredit berperingkat A/BBB di segmen berdurasi 3-5 tahun  

Obligasi dengan imbal hasil tinggi merupakan indikasi akan imbal hasil yang baik di masa mendatang. Namun, investor harus tetap berhati-hati terhadap utang dengan peringkat di bawah rata-rata layak investasi dan risiko perubahan tingkat suku bunga.

Ada banyak peluang untuk kredit berperingkat layak investasi (Investment Grade, IG), instrumen modal keuangan, dan sekuritas berbasis hipotek (mortgage-backed securities, MBS).

Faktor-faktor menguntungkan tetap ada di kredit berperingkat A/BBB, meskipun kandidat selektif di segmen kredit berperingkat BB+ dapat menjadi bintang baru mengingat kekuatan sektor swasta. Kredit berjangka waktu 3-5 tahun tetap dalam posisi terbaik dalam menghadapi gejolak imbal hasil dan kurva yang semakin curam di bawah rezim dominasi fiskal.  

  1. Alternatif – Cari ketangguhan di Emas; dapatkan eksposur ke private asset untuk meningkatkan diversifikasi peluang investasi.

Karena pergeseran menuju tatanan dunia multipolar terus berlanjut, paparan terhadap aset-aset alternatif akan meningkatkan imbal hasil portofolio yang disesuaikan dengan risiko.

Emas terus menawarkan imbal hasil risiko yang menguntungkan mengingat faktor menguntungkan jangka panjang menyeluruh dari pembelian oleh bank sentral yang terus berlanjut, lingkungan suku bunga yang lebih rendah, dan pelemahan dolar AS.

Pasar swasta memperluas peluang investasi dan meningkatkan imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko dalam portofolio. Investor dapat mengakses peluang pasar swasta melalui program yang terdiversifikasi dengan baik di seluruh kelas aset, strategi, dan umur aset. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER