Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Merger Bank Syariah, Bank Mandiri Kuasai 51,2%, Publik Terdilusi, Tinggal 4,4%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pada hari ini, Rabu (21/10), PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank BNI Syariah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger). Mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan. Publikasi tersebut merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik BUMN.

Sesuai ringkasan rencana merger, bank hasil penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan. Agar memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah. Dan mencapai target 10 besar bank syariah terbesar global berdasarkan kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan.

Total aset bank hasil penggabungan mencapai Rp 214,6 triliun dan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan demikian masuk 10 besar bank dari sisi aset dan kapitalisasi pasar di Indonesia. Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%. Lalu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI – Saham Syariah 2% dan publik 4,4%. Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan. Pemegang saham lama terdilusi, termasuk publik. Dari 18,47% menjadi tigngal 4,4%

Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.  

“Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Ttapi juga memastikan hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat memberikan manfaat bagi orang banyak dan membawa nama Indonesia ke kancah global sebagai pusat ekonomi syariah dunia,” ungkap Hery, Rabu (21/10). (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER