Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Mewujudkan Kota Masa Depan Cerdas dan Berkelanjutan, Ini Cara 3M

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Saat ini sekitar 55% populasi dunia atau lebih dari 4,2 miliar orang tinggal di perkotaan. Bank Dunia memperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga dua kali lipat di tahun 2050.

Dengan lebih dari 80% PDB global dihasilkan oleh perkotaan, urbanisasi dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Ini juga didukung oleh ide-ide serta inovasi baru.

Namun urbanisasi menimbulkan permasalahan tersendiri. Kebutuhan akan tempat tinggal meningkat dengan cepat.

Kebutuhan pendukung dasar seperti transportasi, air bersih, dan lapangan pekerjaan harus mampu mengimbangi pesatnya pertumbuhan urbanisasi. Jika tidak terpenuhi, maka konflik serta berbagai masalah sosial dan lingkungan akan muncul.

Indonesia juga mengalami hal serupa. Laporan dari Bank Dunia menyebutkan kota-kota besar di Indonesia berkembang lebih cepat dari negara-negara Asia lain.

Laju pertumbuhan mencapai 4,1% per tahun. Diperkirakan pada tahun 2025, 68% penduduk akan tinggal di kota.

Sejak tahun 2017, pemerintah telah memulai Gerakan Menuju 100 Smart CitySmart City adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada kota yang telah melakukan investasi signifikan dalam teknologi informasi dan komunikasi untuk menciptakan jaringan cerdas yang mampu mentransmisikan data ke seluruh lingkungan perkotaan menggunakan teknologi nirkabel dan komputasi awan (cloud computing).

Pusat data akan berperan penting dalam membangun smart cityInternet of Things(IoT) dan aplikasi pintar memerlukan konektivitas, penyimpanan data, dan daya komputasi yang ditingkatkan.

Banyak daerah di Indonesia yang sudah memulai inisiasi menuju smart city. Namun berdasarkan hasil penilaian dari ITB City Innovation Center, saat ini belum ada kota di Indonesia yang tergolong ‘Smart’.

Umumnya kota-kota di Indonesia baru memasuki tahap integrasi sistem menuju solusi cerdas terintegrasi. Keberlanjutan inisiatif Smart City ini masih menjadi tantangan.

Senior Engineer 3M, Amos Wong, mengungkapkan, salah satu alternatif mengurangi konsumsi listrik pada pusat data.

Selain mengurangi konsumsi daya dan jejak limbah karbon pusat data, 3M menyediakan perpindahan panas, cairan dielektrik untuk digunakan dalam berbagai solusi pendinginan pusat data.

“Kami bermitra dengan pembuat server, pembuat tangki, dan pengguna mengembangkan sistem pendinginan imersi yang optimal,” kata Amos, Jumat (8/10).

3M telah berkomitmen menjadi pemimpin dalam keberlanjutan dan ESG (Environmental, Social, and Governance). Upaya 3M yang sedang berjalan dalam keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan telah dilakukan sejak beberapa dekade lalu dan mencakup pembuatan program Pollution Prevention Pays. Ini berhasil mencegah pengeluaran polusi sebanyak lebih dari dua juta ton. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER