Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Begini Kunci Sukses Literasi Keamanan Digital ala GoTo Financial

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Adopsi fintech dan layanan keuangan digital bagi pelaku UMKM Indonesia terus meningkat di masa pandemi. Proporsi UMKM Indonesia mencapai 99,9% dari total jumlah populasi usaha.

Kolaborasi lintas sektor diusung menjadi kunci utama memperkuat keamanan digital UMKM. Senior VP Public Policy and Government Relations GoTo Financial, Anita Sukarman mengatakan, sebagai pelaku di industri fintech, GoTo Financial percaya, teknologi dapat bermanfaat bagi semua pihak. Termasuk pengguna dan mitra UMKM.

“GoTo Financial yberkomitmen mengupayakan peningkatan literasi digital guna membentuk masyarakat dan kelompok konsumen yang cerdas dalam memanfaatkan teknologi digital,” terang Anita, pekan lalu.

Berbagai program edukasi keamanan digital dilakukan untuk meningkatkan literasi digital bagi para pengguna. Edukasi ini dititikberatkan pada JAGA, yaitu panduan untuk menjaga keamanan data pribadi pengguna. Panduan tersebut meliputi beberapa hal.

  • Jangan transaksi di luar aplikasi
  • Amankan data pribadi, seperti kode OTP, kata sandi, atau nama ibu kandung.
  • Gunakan PIN dan biometrik untuk transaksi
  • Adukan hal mencurigakan kepada layanan pelanggan dan pihak berwajib jika menjadi korban penipuan

Edukasi langkah JAGA ini juga diberikan kepada mitra usaha di ekosistem GoTo Financial. Agar para pelaku UMKM dapat meningkatkan langkah keamanan digital dalam keseharian mereka mengelola usaha.

Salah satunya dengan cara memanfaatkan fitur kelola pegawai bagi mitra GoBiz dan MOKA. Anita menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah untuk mendukung UMKM Indonesia sebagai pengguna layanan fintek yang melek literasi keamanan digital.

Pengetahuan tentang cara menjaga pilar keamanan digital dapat menjadi solusi melawan maraknya tren rekayasa sosial (social engineering). Yaitu teknik manipulasi yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan yang memanfaatkan kelalaian pengguna platform digital. Tujuannya mendapatkan data pribadi yang berharga.

Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Teguh Arifiyadi memaparkan, sejak pandemi, kasus penipuan berbasis rekayasa sosial semakin meningkat, menarget UMKM sebagai salah satu korbannya. Penipuan jenis ini mendominasi hampir 95% dari total laporan.

“Sejak Maret 2020 total laporan yang masuk ke kami lebih dari 250.000. Meningkat drastis dari 8 ribu laporan di tahun 2017,” ujar Teguh.

Ia menjelaskan, terdapat tiga metode rekayasa sosial yang paling sering terjadi di 2021. Yaitu phishing (membagikan link palsu berbahaya), baiting (memancing korban dengan iming-iming manfaat atau hadiah), dan pre-texting (mengelabui korban untuk mendapatkan data pribadi). (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER