Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

CGTN: Tiongkok ciptakan iklim usaha yang lebih baik lewat kebijakan pintu terbuka dengan standar yang kian tinggi

BACA JUGA




BEIJING, 4 November 2022 /PRNewswire/ — China International Import Expo (CIIE) Kelima, berlangsung dari 5-10 November di Shanghai, segera menyambut kehadiran berbagai perusahaan ternama dari seluruh dunia.


Lebih dari 280 dari 500 perusahaan terbesar di dunia, serta pemimpin industri akan berpartisipasi di ajang tersebut. Hampir 90% dari jumlah perusahaan ini merupakan peserta yang sempat mengikuti ajang tahun lalu, menurut CIIE Bureau and General Administration of Customs.

Sejak 2018, pameran tahunan ini berperan sebagai sarana terbuka bagi investasi dan kegiatan pengadaan barang internasional, serta bagian dari langkah Tiongkok membuka pasar domestik bagi dunia.

"Mempromosikan kebijakan pintu terbuka dengan standar tinggi," menjadi hal yang digarisbawahi dalam laporan untuk Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) Ke-20. Laporan ini juga mencantumkan, "terus memperluas kebijakan pintu terbuka secara kelembagaan, khususnya menyangkut aturan, regulasi, tata kelola, dan standar."

Peserta pameran di empat ajang sebelumnya telah meluncurkan lebih dari 1.500 produk baru, teknologi, layanan, serta berhasil meraih kontrak kerja sama senilai lebih dari $270 miliar, menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Banyak produk berteknologi canggih akan menjalani debutnya, termasuk robot yang berwujud manusia (humanoid robot) buatan Tesla, Optimus, yang memanfaatkan teknologi canggih computer vision yang ditemui pada mobil, serta alat cetak 3D jenis photosensitive resin buatan Evonik Industries AG, cocok digunakan untuk membuat bahan yang kuat dan tahan benturan.

Pasar konsumer yang berkembang pesat

CIIE membuka peluang bagi perusahaan di seluruh dunia untuk merambah pasar Tiongkok yang berkembang pesat berkat peningkatan pendapatan, serta daya beli konsumen Tiongkok yang kian besar.

Pada 2021, PDB per kapita Tiongkok meningkat sekitar RMB 81.000 ($11.203), sedangkan pendapatan yang siap dibelanjakan per kapita naik lebih dari dua kali lipat dari angka 2012, menurut data resmi.

Di sisi lain, semakin banyak masyarakat kini tergolong dalam kelas pendapatan menengah, dan jumlahnya tercatat sebanyak lebih dari 400 juta jiwa pada 2022 dibandingkan 100 juta jiwa pada satu dekade lalu.

Daya beli masyarakat yang semakin membaik menunjukkan potensi pasar Tiongkok, dan hal ini dapat dimanfaatkan kalangan perusahaan, baik perusahaan multinasional ternama atau usaha rintisan berskala kecil.

Nilai perdagangan barang dan jasa Tiongkok pun meningkat dari $4,4 triliun pada 2012 menjadi $6,9 triliun pada 2021, menempati peringkat pertama di dunia.

Pada periode serupa, realisasi investasi asing di Tiongkok melesat hampir 36%. Lebih dari 47.000 perusahaan juga didirikan dengan investasi asing langsung (kecuali bank, perusahaan sekuritas, dan asuransi), mengalami kenaikan hingga 23,5% dari jumlah tahun lalu, menurut data resmi.

Optimalisasi iklim usaha

Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok mengalami peningkatan iklim usaha berkat layanan regulasi pasar yang semakin baik. Dalam sebuah laporan Bank Dunia pada 2020 tentang aspek kemudahan berbisnis (ease of doing business), Tiongkok menempati peringkat ke-31 dari 190 negara dan wilayah, naik dari posisi ke-78 pada 2018.

Pada 2019, Tiongkok menerbitkan Regulasi tentang Optimalisasi Iklim Usaha, dokumen resmi pertama yang menjelaskan korelasi antara perlindungan hak kekayaan intelektual dan iklim usaha. 

Dengan regulasi tersebut, investor domestik dan pelaku pasar terlindungi, sedangkan, warga negara dan perusahaan asing juga memperoleh paten yang sah atau merek dagang dari Dirjen HKI Tiongkok jika memenuhi ketentuan dalam undang-undang HKI.

Pada 2021, enam kota dengan tingkat ekonomi maju terpilih untuk mengembangkan pusat konsumsi internasional. Pemerintah pun merilis panduan baru pada 2022 yang mempermudah usaha kecil, serta melindungi hak entitas pasar yang sah.

Kebijakan pintu terbuka dengan standar tinggi

Sejak Undang-Undang Investasi Asing diberlakukan pada 2020, Tiongkok mengambil langkah-langkah untuk menarik investasi asing, serta mempromosikan kebijakan pintu terbuka pada jenjang yang lebih tinggi, termasuk memperlonggar akses pasar untuk sektor perdagangan jasa dan investasi, serta meningkatkan porsi perdagangan barang dengan bea masuk nol.

Hingga kini, Tiongkok meneken 19 kerja sama perdagangan bebas dengan 26 negara dan wilayah. Sementara, volume perdagangan antara Tiongkok dan mitra perdagangan bebas setara dengan sekitar 35% volume perdagangan luar negeri Tiongkok secara keseluruhan, menurut data resmi.

Tiongkok juga merilis daftar negatif investasi asing yang pertama, yakni dokumen yang melarang atau membatasi sejumlah industri memperoleh investasi perusahaan, pada 2017.

Versi terkini dari daftar tersebut, dirilis pada 2021, mengurangi jumlah pembatasan, dari 33 menjadi 31, sedangkan, pembatasan untuk zona perdagangan bebas berkurang dari 30 menjadi 27. Daftar yang lebih longgar ini menjadi bagian dari upaya Tiongkok memfasilitasi kebijakan pintu terbuka yang lebih luas demi menarik investasi asing.

"Sepanjang dekade terakhir, Tiongkok memanfaatkan pasar dan sumber daya di dalam dan luar negeri guna memperluas kerja sama perdagangan dan ekonomi internasional…serta, menciptakan paradigma baru dalam kebijakan pintu terbuka untuk dunia luar," kata Chen Jian‘an, Vice Chairman, China Council for the Promotion of International Trade, kepada CGTN.

Penyelenggaraan pameran besar, seperti CIIE, mencerminkan inisiatif Tiongkok membuka pasarnya kepada dunia, lanjutnya.

https://news.cgtn.com/news/2022-11-03/CGTN-China-embraces-better-business-environment-with-higher-standard-opening-up-1eEWZKjTi7e/index.html

 


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER