Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Pasar Aset Kripto

BACA JUGA




Fintechnesia | Sebanyak 11,2 juta orang di Indonesia tercatat di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pengguna aset kripto pada akhir tahun 2021.

Jumlah pengguna aset kripto itu mengalami peningkatan sebanyak 48,7 persen dibanding akhir November 2021 yang tercatat sebesar 16,55 juta orang.

Dilihat dari sisi usia, jumlah pengguna aset kripto itu didominasi oleh usia antara 18 tahun dan 30 tahun.

Sementara berdasarkan catatan dari Coinfolk, peminat kripto terbanyak berasal dari Bali, Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.

Baca juga: Duet Pendiri Instagram Balik Lagi ke Dunia Aplikasi Media Sosial

Sedangkan nilai transkasi pasar fisik kripto pada tahun 2022 mencapai Rp296,66 triliun dan jumlah ini mengalami penunurunan dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp859,4 triliun.

Sementara nilai transkasi pada tahun 2020 mencapai Rp64,9 triliun.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, data-data itu menunjukkan kalau peluang pasar aset kripto di Indonesia masih besar dan Indonesia tidak menutup kemungkinan menjadi satu di antara pemimpin pasar aset kripto di dunia.

“Walau pada 2022 nilai transaksi aset kripto turun akibat dari menurunnya tren saham, di sisi lain ada perusahaaan yang melakukan integrasi dengan teknologi blockchain,” kata Zulkifli saat program ‘Bulan Literasi Aset Kripto’ yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: WhatsApp Memperkenalkan Cara Baru Menikmati Status

Perusahaan yang melakukan integrasi dengan teknologi blockchain di antaranya Meta, Google, dan Twitter, dan ini menunjukkan bursa aset kripto akan berkembang pesat pada tahun ini.

Program ‘Bulan Literasi Aset Kripto’ digelar oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan, dan bersinergi dengan Asosiasi Pedagangan Aset Kripto Indoesia (Aspakrindo).

Tujuan diadakan program ini untuk meningkatkan literasi perdagangan aset kripto dengan memberikan pemahaman yang benar dan tepat di tengah masyarakat sehingga pelaksanaan perdagangan pasar fisik aset kripto sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Zulkifli mengatakan, melakukan investasi melalui aset kripto memiliki risiko cukup tinggi karena sifat kripto sangat volatile sehingga bisa naik atau pun turun dengan cepat dalam waktu singkat.

Baca juga: Google Panik dengan ChatGPT?

Maka diperlukan pemahaman dari masyarakat kalau perdagangan aset kripto ini memiliki risiko, potensi, dan manfaat sehingga bulan literasi kripto ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam perdagangan kripto.


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER