FinTechnesia.com | Dalam Rapat Umum Anggota (RUA) Asosiasi Modal Ventura untuk Start up Indonesia (Amvesindo), meluncurkan Amvesindo Institute.
Ini adalah sebuah inisiatif strategis baru untuk penguatan sumber daya ekosistem modal ventura dan startups. Juga dan menguatkan sinergi dengan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sebagai regulator dan Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD).
Amvesindo aset industri modal ventura tumbuh sebesar 17,26% pada Kuartal I tahun 2023 dibandingkan dengan Kuartal I tahun 2022.
Amvesindo Institute didirikan dalam entitas PT Lembaga Karya AMVESINDO. Entitas ini sekaligus berperan sebagai usaha berorientasi pendapatan dan laba, serta
dijalankan dibawah kepemimpinan para pengurus perusahaan modal ventura.
“Amvesindo Institute untuk memberi kontribusi pada ekosistem melalui program
edukasi dan sertifikasi. Sekaligus memberi kontribusi finansial bagi asosiasi agar kami dapat beroperasi dengan lebih baik. Kami terbuka untuk bekerjasama dengan para perusahaan dalam model B to B,” kata Sandhy Widyasthana, Komisaris, Amvesindo Institute, Jumat (30/6).
Baca juga: Sepanjang Tahun 2022, Kinerja Modal Ventura Meningkat, Jumlah Perusahaan Menurun
Eddi Danusaputro, Ketua Umum Amvesindo mengatakan, tahun 2022 melalui periode yang berbeda dan menantang, yaitu perubahan pasca pandemi, perang di Eropa yang berpengaruh pada rantai pasokan dunia dan harga, keuangan global, menurunnya investasi di Asia dan lay off di perusahaan teknologi.
Namun, industri modal ventura tetap mencatatkan hal positif. Pada kuartal I tahun 2022 tercatat total aset industri modal ventura Rp 23,09 triliun. Rinciannya, Rp 19,31 triliun modal ventura konvensional dan Rp 3,78 triliun modal ventura syariah.
“Jika kita bandingkan dengan tahun 2023, tercatat, total aset adalah Rp 27,91 triliun. Terdiri dari Rp 23,42 triliun konvensional dan Rp 4,49 Triliun dari syariah,” kata Eddi.
Amvesindo Institute juga sebagai strategi untuk memperkuat upaya asosiasi dalam meningkatkan ekosistem modal ventura dan startups. (kai)