Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pandemi Usai, Pelaku UMKM di E-Commerce Perlu Simak Tren Belanja Online Berikut

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Belanja online di e-commerce  menjadi kebiasaan masyaraka. Terutama didorong oleh pandemi COVID-19.

Di sisi lain, seiring berubahnya status pandemi di Indonesia, apakah belanja online masih akan menjadi pilihan bagi masyarakat? Mengingat perubahan status menjadi endemi akan ikut mempengaruhi kebiasaan dan perilaku konsumsi konsumen, khususnya dalam preferensi berbelanja.

Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023 menunjukkan, 79,1% konsumen memilih metode kombinasi antara berbelanja online dan offline.

Dari persentase tersebut, 58,1% lebih banyak melakukan pembelian secara online. Sementara 21% masih lebih condong melakukan pembelian secara offline

Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo mengungkapkan, di sepanjang 2022 yang menjadi masa pasca pandemi, temuan riset menunjukkan porsi belanja online sepanjang 2022 masih mendominasi preferensi belanja masyarakat.

“Meski beberapa temuan riset menunjukkan ada perubahan dalam tren belanja online masyarakat di tahun 2022, kami optimistis, belanja online masih tetap menjadi preferensi masyarakat di masa endemi saat ini,” terang Indina, pekan lalu.

Melihat tren belanja online di e-commerce yang masih tinggi di masa endemi, Kredivo sebagai salah satu metode pembayaran paylater di e-commerce, juga terus berupaya mengoptimalkan transaksi bagi para merchant. 

“Kami terus memperluas integrasi Paylater dengan berbagai merchant di ekosistem e-commerce. Hal ini memberikan nilai tambah kepada merchant dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan frekuensi transaksi pembelanjaan konsumen hingga 3 kali lipat. Selain itu, rata-rata jumlah pembelian (average of basket size) juga naik lebih dari 2 kali lipat,” imbuh Indina.

Baca juga: Pembayaran Digital Belanja Online Makin Jadi Pilihan di Momentum Spesial

Berikut beberapa temuan Laporan Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023.

Meskipun generasi millenial masih mendominasi transaksi di e-commerce, terdapat peningkatan jumlah transaksi oleh generasi lebih tua yang konsisten setiap tahun.

Di 2020, konsumen berusia 36 ke atas menyumbang 24% dari total transaksi. Kemudian meningkat menjadi 29% di 2021 dan menjadi 31% pada 2022.

Lalu segmen konsumen yang belum memiliki anak dan lajang lebih berani berbelanja dengan nominal besar. Paket bundling dan diskon bisa jadi strategi efektif jangkau segmen ini 

Konsumen lajang dan belum memiliki anak memiliki rata-rata nilai transaksi masing-masing senilai Rp 368.179 dan Rp 368.762 di setiap satu kali transaksi. Hal ini karena konsumen lajang dan belum memiliki anak cenderung memiliki kemandirian finansial lebih tinggi.

Tren merawat diri semakin digandrungi, pelaku UMKM dapat memanfaatkan momentum dengan menjual produk yang tengah viral

Konsumen yang telah menikah dan memiliki anak lebih doyan belanja, peralatan rumah tangga menjadi produk yang paling banyak dibeli

Kegiatan offline mulai bergeliat, produk peralatan kantor dan belajar kembali diminati

Agar dapat mempertahankan bisnis di era endemi, pelaku UMKM disarankan untuk terus mengamati tren dan kebutuhan konsumen, mengadaptasi strategi promosi yang relevan serta terus menjaga kualitas produk.

Kredivo juga merekomendasikan pelaku UMKM untuk mengintegrasikan metode pembayaran dengan Paylater.

“Kami optimisti menghadirkan Paylater sebagai opsi pembayaran, pelaku UMKM dapat terus memperluas pangsa pasar serta meningkatkan daya beli pelanggan,” tutup Indina. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER