Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Emiten Grup Salim, Nusantara Infrastructure (META), Buka-Bukaan Alasan Lakukan Delisting

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mencecar latar belakang rencana go private dan voluntary delisting PT Nusantara Infratstructure Tbk (META). Maka, emiten Grup Salim tersebut memberikan keterbukaan pada Senin (13/11), menjawab permintaan penjelasan BEI.

Corporate Secretary Nusantara Infratructure, Dahlia Evawani menjelaskan, latar belakang dan alasan rencana go private oleh perseroan, yakni setelah penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue di tahun 2010 dan 2018, perseroan tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan.

Selain itu, kinerja keuangan per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023 merugi, serta perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2018.

Baca juga: BEI Suspensi Perdagangan Saham Emiten Grup Salim, Ini Alasannya

Lalu, mengapa META berencana go private dan delisting saat bisnis jalan tol perseroan semakin ekspansif? Mennurut META, Terdapat rencana pengembangan di anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar (capital intensive) dan karakteristik usaha tersebut membutuhkan periode yang lama untuk menghasilkan imbal balik investasi (return on investment).

“Dan sebagai akibatnya dapat menambah jangka waktu lebih panjang lagi untuk dapat memberikan dividen kepada pemegang sahamnya,” kata Dahlia, Senin (13/11).

Adapun dalam hal rencana go private disetujui dalam RUPSLB, suatu penawaran untuk membeli saham yang dimiliki oleh para pemegang saham publik akan dilakukan melalui penawaran tender oleh PT Metro Pacific Tolways Indonesia (MPTI).

Anak usaha META yang bergerak di bisnis jalan tol adalah PT Margautama Nusantara. META memiliki 76,51% saham perusahaan itu.

Dalam keterbukaan informasi berbeda dijelaskan, PT Margautama Nusantara berencanamelakukan penambahan modal dengan menerbitkan 3.506 saham baru, masing-masing saham dengan nilai nominal Rp 70 juta kepada PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) dan Warrington. (alo)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER