Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Harga Bitcoin Fluktuasi, Bagaimana Sebaiknya Sikap Investor?

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Harga Bitcoin (BTC) belakangan ini mengalami fluktuasi. Walhasil perasaan para investor campur aduk. Nilai Bitcoin telah turun selama dua pekan terakhir karena beberapa investor menjual setelah peluncuran ETF Bitcoin awal bulan ini.

Harga Bitcoin terakhir kali mencapai US$ 38.900. Menurun 20,6% dari level tertinggi sekitar US$ 49.000 yang terjadi pada 11 Januari 2024 setelah The U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) menyetujui ETF Bitcoin.

Kerugian ini menghapus sebagian dari kenaikan besar yang terjadi akhir tahun lalu, saat banyak yang berharap peluncuran ETF akan menarik lebih banyak investor ke Bitcoin. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menganggap, harga Bitcoin saat ini sangat penting di US$ 40.000. Banyak yang khawatir bahwa pasar bearish akan berlanjut hingga halving pada bulan April 2024.

Baca juga: SEC Menyetujui ETF Bitcoin, Begini Peluang dan Potensi Harga Bitcoin

“Penjualan besar-besaran oleh FTX melalui Grayscale dan kondisi pasar kripto yang belum positif telah mempengaruhi harga Bitcoin. Terdapat juga rumor bahwa FTX sedang menjual GBTC senilai US$900 juta, yang mungkin menjadi penyebab penurunan harga,” jelas Fyqieh, Ahad (25/1).

Bitcoin akan menghadapi volatilitas kondisi makroekonomi karena data ekonomi Amerika akan dipublikasikan. Data ini mencakup produk domestik bruto (PDB) kuartalan dan data inflasi Personal consumption expenditures (PCE). Jika kedua data ini positif, dolar AS mungkin akan menguat secara sementara, mempengaruhi pergerakan Bitcoin.

Ketidakpastian terkait data ekonomi ini juga membuat sulit untuk memprediksi pemulihan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Ada kemungkinan harga Bitcoin akan tetap berada di sekitar US$ 40.000 hingga Februari 2024.

“Sehingga belum ada kepastian terkait pemulihan karena masih banyaknya ketidakpastian di pasar. Kemungkinan besar tujuan saat ini berada pada US$ 36.000 jika kondisi pasar masih terus memburuk menjelang Februari nanti,” analisis Fyqieh.

Para trader dan investor cenderung menunggu situasi menjadi lebih pasti karena saat ini Bitcoin berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil dengan volume transaksi yang menurun. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER