Jumat, 26 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Grup Salim Kembali Menancapkan Kuku di Industri Perbankan Tanah Air

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Saat krisis akibat wabah corona, akhirnya Grup Salim memiliki bank lagi. Ingatanpun kembali melayang ke tahun 1997-1998. Pasca krisis moneter, Grup Salim kehilangan aset berharganya, yakni Bank Central Asia (BCA).

Anthony Salim melalui perusahaan afiliasinya PT Indolife Pensiontama menjadi pengendali terakhir atau ultimate shareholder dan pemegang saham pengendali PT Bank Ina Perdana Tbk. Hal tersebut setelah Pieter Tanuri melalui perusahaan afiliasinya PT Philadel Terra Lestari sebagai ultimate shareholder dan pemegang saham pengendali.

Apa dampak Grup Salim menjadi satu-satunya pemegang saham pengendali dan ultimate shareholder? “Tidak ada dampak material dan dampak kondisi keuangan,” terang Direktur Utama Bank Ina Budirahayu dalam keterbukaan informasi, Selasa (14/4).

Mungkin sekarang belum. Masuknya Grup Salim, Bank Ina bisa lebih bertumbuh besar. Ada kemungkinan Grup Salim akan mengarahkan berbagai bisnisnya melalui Bank Ina.

Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 18 Maret dalam keterbukaan informasi menjelaskan Antony dan PT Indolife harus menyesuiakan kepemilikan saham sesuai peraturan OJK. Anthony harus menyesuaikan kepemilikan saham melalui perusahaan terkait sesuai batas maksimum kepemilikan saham oleh satu pihak.

Demikian pula dengan kepemilikan saham PT Indolife Pensiontama yang saat ini mencapai 48.9% atau melampaui batas maksimal kepemilikan. Pemegang saham Bank Ina Perdana lain yang terafiliasi Grup Salim adalah PT Samudera Biru dan PT Gaya Hidup Masa Kini. (hlm)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER