Kamis, 9 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bank Mandiri Membukukan Laba Bersih Rp 28,03 Triliun. Tumbuh 66,8%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Mandiri berhasil mencetak pertumbuhan bisnis. Yakni melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten. Dengan mengoptimalkan transformasi digital.

Hasilnya, sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 28,03 triliun. Tumbuh 66,8% year on year (yoy). 

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja signifikan tersebut selaras pemulihan ekonomi secara nasional. Didukung oleh kebijakan pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.

“Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Darmawan, Kamis (27/1). 

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermedias. Sekalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. 

Hingga akhir 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 8,86% yoy menjadi Rp 1.050,16 triliun. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit Industri sebesar 5,2% yoy

Kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp 370 triliun. Tumbuh sebesar 8% yoy secara konsolidasi.

Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi di tahun 2021 sebesar 9,7% yoy. Menjadi sebesar Rp 174 triliun. 

Tercatat, sepanjang tahun 2021, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri terus mencatat peningkatan signifikan sebesar 15% secara tahunan. Dengan nilai realisasi menembus Rp 103,5 triliun.

Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi.

Sampai akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri yaitu sebesar Rp 69,7 triliun. Menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp 93,3 triliun. 

“Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp 13,9 triliun. Dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai,” imbuh Darmawan. 

Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang kuat. Yakni sebesar 12,8% YoY secara konsolidasi menjadi Rp 1.291,18 triliun. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2% YoY. (sen)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER