Selasa, 30 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Laba Bersih Telkom Sentuh Rp 13,3 Triliun di Semester I 2022, Tumbuh 6,9% 

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Menutup separuh pertama tahun 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 72 triliun. Tumbuh 3,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Telkom mencatat EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp 39,4 triliun dan Rp 13,3 triliun. 

Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5% dan 6,9% year on year (yoy). Pencapaian ini tidak lepas dari langkah transformasi sekaligus fokus Perseroan pada lima strategi utama.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, Telkom masih melanjutkan langkah transformasi. Dengan fokus pada lima strategi utama yang bertujuan meningkatkan daya saing (competitive advantage). 

“Seperti IPO Mitratel yang telah direalisasikan tahun lalu dan konsolidasi pengembangan bisnis data center. Serta untuk menyiapkan new growth engine perusahaan melalui fixed mobile convergence, penguatan kapabilitas B2B IT Services. Dan secara selektif berinvestasi pada perusahaan digital,” terang Ririek, Selasa (2/8).

Pada kinerja semester pertama tahun ini, komposisi pendapatan Telkom bergerak dinamis. Seiringtransformasi perusahaan di mana kontribusi pendapatan dari bisnis digital (digital business) terus meningkat. Bersamaan dengan kontribusi pendapatan bisnis legacy mengalami penurunan. 

Pergeseran ini menunjukkan, transformasi perusahaan berada pada jalur yang benar untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan sesuai perubahan bisnis ke depan.

Pada semester I 2022, untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi, Telkommeresmikan gerbang komunikasi internasional (gateway) di Manado. Menghubungkan jalur komunikasi dari Kawasan Timur Indonesia hingga ke Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, pusat data berkapasitas besar HyperScale Data Center fase pertama yang telah selesai dibangun dan beroperasi pada tahun ini. Pusat data ini hadir sebagai digital hub para pelaku ekonomi digital di berbagai sektor. 

Keseluruhan data center tersebut saling terintegrasi dengan infrastruktur dan sistem komunikasi kabel laut milik Telkom demi mengakomodasi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian seluruh pelaku ekonomi digital tak perlu risau dan kesulitan mencari sarana untuk menunjang kebutuhan penyimpanan data, server, dan hal-hal lain terkait aktivitas digital.

Pada segmen fixed broadband, IndiHome membukukan pendapatan Rp13,8 triliun. Tumbuh 7,4% you dengan total kontribusi terhadap pendapatan perseroan mencapai 19,2%. 

Hingga akhir Juni 2022 IndiHome melayani 8,9 juta pelanggan. Tumbuh 7,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Selain itu ARPU IndiHome juga kian stabil di kisaran Rp270 ribu. IndiHome terus melakukan pengayaan konten melalui adanya paket bundling IndiHome Netflix. 

Dengan layanan yang menjangkau hingga 499 dari total 514 IKK di Indonesia, IndiHome berkomitmen mendorong pengembangan masyarakat digital.

Pada segmen mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 43,6 triliun. Jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir Juni 2022 mencapai 169,7 juta pelanggan. 

Dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan. Dan mendorong lalu lintas data tumbuh 21,4% dari periode yang sama tahun lalu. 

Baca juga: Telkom Meresmikan Gateway Manado

Telkomsel telah memiliki 154.000 unit BTS 4G. Dan secara bertahap membangun BTS 5G. Total BTS Telkomsel hingga akhir semester pertama 2022 mencapai 255.107 unit. Atau tumbuh 7,5% yoy. Sebanyak 204.908 di antaranya adalah BTS 3G/4G/5G. 

Telkomsel terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis digital. Yakni melalui PT Telkomsel Ekosistem Digital (dengan identitas brand perusahaan: INDICO). Pada Mei 2022, layanan aplikasi Kuncie milik Indico bersama Google meluncurkan Gapura Digital dan modul belajar Google Primer.

Hingga Juni 2022, segmen Enterprise mencatat pendapatan Rp 8,7 triliun. Layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi menjadi kontributor terbesar. 

Telkom terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis cloud, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi global. 

Sementara itu segmen Wholesale dan Internasional mencatat pendapatan Rp7,9 triliun atau tumbuh 14,6% yoy.

Telkom terus mengembangkan infrastruktur tidak hanya di domestik tapi juga internasional, seperti turut serta dalam konsorsium pembangunan sistem komunikasi kabel laut Bifrost dan SEA-ME-WE 6 (South East Asia – Middle East – West Europe 6) yang diperkirakan selesai pada 2024 dan 2025. 

Melalui anak usahanya, Telin, Telkom memiliki sistem komunikasi kabel laut sepanjang 222.260 km. Menghubungkan infrastruktur domestik ke luar negeri, termasuk menuju Eropa dan Amerika Serikat.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp3,7 triliun atau tumbuh 15,5% yok dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 16,6% dan 27,2%. 

Margin EBITDA dan margin laba bersih Mitratel melesat 77,5% dan 23,9%. Sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder

Sejalan dengan kinerja keuangan, jumlah kolokasi dan tenant Mitratel mengalami pertumbuhan sebesar 13,8% dan 20,3% YoY. 

Sepanjang semester pertama tahun ini, perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp13,5 triliun.Atau 18,7% dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada bisnis fixed line maupun mobile demi pengalaman digital terbaik pelanggan. (ari)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER