Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 Melandai, Tinggal Rp 35,9 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Digitalisasi menjadikan Bank Mandiri lebih efisien secara bisnis. Tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Mandiri (bank only) di 2022 turun hampir 10% menjadi 57,35%.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan JunaidiĀ  mengatakan, Bank Mandiri akan semakin mendorong pengembangan digital untuk menangkap potensi pertumbuhan bisnis secara jangka panjang, Dan pada saat yang sama menghadirkan ragam solusi kebutuhan transaksi kepada nasabah, baik ritel maupun wholesale.

FungsiĀ intermediasi Bank Mandiri yang semakin optimal sejalan kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif.

Performa bisnis yang solid diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara year on year (yoy) ke level 1,88%.Ā 

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk menyediakan pencadangan yang mencukupi.

Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai 311% pada akhir tahun 2022.Ā 

Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 pun konsisten menunjukan tren melandai. Sampai akhir Desember 2022 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar Rp 35,9 triliun. Jauh menurun dari kondisi akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 69,7 triliun.

“Mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2022, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara bank only sebesar Rp 10,3 triliun. Dan rasio NPL coverage berada di level yang memadai,” terang Darmawan. (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER