Senin, 6 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bank Puntung, Upaya Nojorono Kudus dalam Manajemen Limbah

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Secara global, diperkirakan 4,5 triliun puntung rokok dibuang setiap tahun di seluruh dunia. Filter atau puntung, yang sebagian besar terdiri dari mikroplastik yang dikenal sebagai serat selulosa asetat.

Selulosa Asetat atau yang kerap dikenal sebagai puntung rokok filter plastik yang terlihat seperti kapas putih, termasuk dalam kategori limbah photodegradable. Proses degradasi puntung memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan proses yang panjang untuk terurai secara alami.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lebih dari 70 miliar batang rokok dikonsumsi setiap tahun. Sekitar 35% dari jumlah tersebut, atau sekitar 24.5 miliar puntung rokok, diperkirakan menjadi limbah.

Menyadari dampak negatif dari minimnya pengelolaan limbah puntung rokok, Nojorono Kudus, secara resmi meluncurkan program Puntung Beruntung. Program ini direncanakan untuk berjalan secara konsisten sepanjang tahun 2023 dan diharapkan dapat berlanjut hingga tahun 2025.

Dengan mengumpulkan limbah puntung melalui sistem Bank Puntung yang disediakan di berbagai titik area Jakarta, Jawa Barat, dan Kabupaten Kudus, optimalisasi penyerapan limbah puntung telah menghasilkan terkumpulnya lebih dari 6.000 puntung yang siap dan telah diolah menjadi barang multiguna. Salah satunya menjadi produk asbak ramah lingkungan.

Baca juga: Blibli Mendukung Penerapan Ekonomi Circular

Jalinan kerjasama yang dibangun Nojorono Kudus bersama berbagai komunitas, memiliki komitmen yang sejalan dalam mengatasi permasalahan limbah puntung, sekaligus memantik keberlangsungan Nojorono Circular Economy.

Arief Goenadibrata Direktur PT Nojorono Tobacco International mengemukakan, pengelolaan limbah puntung rokok merupakan tantangan kompleks yang memerlukan kolaborasi pemerintah, industri tembakau, masyarakat, dan komunitas lingkungan.

“Nojorono Kudus telah membangun kerjasama dengan berbagai komunitas, yang memiliki komitmen yang sejalan dalam mengatasi permasalahan limbah puntung dan memantik keberlangsungan Nojorono Circular Economy. Minimnya inisiatif daur ulang yang melibatkan limbah puntung, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat sekitarmenjadi agen perubahan dalam menanggulangi dampak negatif limbah puntung rokok terhadap lingkungan,” ungkap Arief, pekan lalu.

Seremoni digelar secara langsung di Lalana Space Bandung. Eliza Susanto, Corporate Communication Department Head PT Nojorono Tobacco International mengemukakan bahwa itikad baik ini akan senantiasa dijalankan Nojorono Kudus untuk mendorong kesadaran dewasa muda di tanah air,

“Proyek inis merupakan manifestasi konsistensi Nojorono Kudus dalam menargetkan generasi muda untuk selalu sadar akan pentingnya menjaga lingkungan kita,” ujarnya. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER