Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bersiap Kembali Bangkit, Bitcoin Targetkan Kenaikan Harga ke Rp 591 Juta

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kamis (16/11), harga Bitcoin (BTC) kembali naik rebound dari koreksi sejak dua hari lalu yang mencapai sekitar US$ 34.500. BTC menargetkan harga untuk menutup pekan ini dengan target menembus US$ 38.000 atau sekitar Rp 591 juta.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diprediksi akan terus melonjak lebih tinggi. Terlebih, data inflasi dan penjualan ritel Amerika Serikat (AS) pekan ini sangat mendukung narasi bahwa siklus pengetatan The Fed berakhir dan siklus penurunan suku bunga akan segera terjadi.

“Mendinginnya inflasi dapat mendukung Bitcoin dalam jangka pendek karena beberapa pelaku pasar mungkin bersedia mengambil lebih banyak risiko. Dalam situasi ini, beberapa investor mungkin mencari alternatif yang lebih potensial untuk pertumbuhan modal, dan Bitcoin dapat menjadi salah satu pilihan mereka,” kata Fyqieh, Kamis (16/11). 

Harapan akan persetujuan ETF Bitcoin spot di AS masih tetap tinggi, menjadi salah satu faktor yang menjaga semangat investor untuk terus mengakumulasi aset ini meskipun terjadi penurunan harga jangka pendek pada Bitcoin.

Sampai saat ini, US Securities and Exchange Commission (SEC) masih belum memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot tersebut. Jendela waktu untuk persetujuan ini masih berlangsung hingga tanggal 17 November. J ka SEC memutuskan melanjutkan kebijakan penundaan persetujuan ETF, jendela waktu tersebut akan diperpanjang hingga tanggal 10 Januari.

“Para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin, didukung oleh kepercayaan pasar yang kuat dan minim koreksi. 

Baca juga: Penurunan Harga Bitcoin, Fenomena Uptober Bisa Terancam?

Harga Bitcoin berhasil meningkat dari US$ 34.000 (Rp 527 juta) menjadi US$ 38.000 (Rp 589 juta) dalam waktu singkat. Kepercayaan nvestor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung bullish,” jelas Fyqieh.

Beberapa investor mungkin bertanya apakah pembelian Bitcoin pada level harga saat ini terlalu mahal. Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Dan saat ini berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada awal tahun 2023.

Namun, penting untuk diingat bahwa harga Bitcoin dapat sangat fluktuatif, dan pergerakannya tidak selalu mengikuti pola yang dapat diprediksi. “Pastikan tujuan investasi. Jika ingin berinvestasi jangka panjang,membeli Bitcoin di level sekarang tidak terlalu mahal. BTC memiliki potensi untuk tumbuh secara signifikan dalam jangka panjang, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan yang besar,” terang Fyqieh.

Untuk investasi jangka panjang pada Bitcoin dengan mempertimbangkan harga saat ini mungkin masuk akal, terutama jika dilihat sebagai peluang masuk pada level yang relatif rendah. 

Proyeksi potensial kenaikan hingga mencapai All-Time High (ATH) sekitar US$ 120.000-US$ 150.000 atau sektiar Rp 1,8 miliar-Rp 2,3 miliar dalam siklus Bitcoin halving selanjutnya bisa menjadi faktor pendorong keputusan investasi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa siklus halving bukan jaminan pasti bahwa Bitcoin akan mencapai rekor all time high (ATH) baru. Faktor-faktor seperti adopsi institusional, regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar juga dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

“Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi, disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar kripto,” terang Fyqieh. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER