Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Penurunan Harga Bitcoin, Fenomena Uptober Bisa Terancam?

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Beberapa hari di awal Oktober 2023, Bitcoin (BTC) mengalami gejolak harga signifikan. Setelah mencatatkan lonjakan 6% pada tanggal 1 hingga 2 Oktober, aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar ini tiba-tiba tergelincir sebanyak 5%.

Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran akan pertanda momentum Uptober yang mungkin belum terjadi dalam waktu dekat. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, saat ini hanya ada sedikit katalis yang dapat menggerakkan Bitcoin lebih tinggi.

Penurunan dapat disimpulkan adanya lonjakan imbal hasil obligasi (treasury yields) Amerika Serikat (AS) yang membuat dollar AS naik, sehingga mengurangi permintaan akan investasi berisiko. Selain itu, kekhawatiran terkait dengan peluncuran ETF Ethereum Futures yang kurang memuaskan dari sisi volume perdagangan transaksi.

Kinerja kurang impresif dari ETF Ether ini mungkin telah memadamkan harapan terkait aliran masuk dana ke ETF Bitcoin spot di masa depan. Selain itu, masih ada ketidakpastian menggantung seputar waktu dan peluang persetujuan US Securities and Exchange Commission (SEC) produk-produk tersebut.

Baca juga: Menanti Fenomena Uptober di Bitcoin, Terjadi Lagi Tahun Ini?

Di samping itu, kepercayaan investor pada Bitcoin telah terguncang oleh peristiwa di dunia keuangan konvensional, terutama berkaitan dengan kebijakan The Fed “Data terbaru pasar tenaga kerja AS pada 3 Oktober menunjukkan peningkatan signifikan lowongan pekerjaan, yang pada gilirannya meningkatkan ekspektasi terkait kemungkinan tindakan kontraktif dari The Fed,” kata Fyqieh, Kamis (6/10).

Gubernur The Fed, Jerome Powell sebelumnya telah meramalkan kemungkinan respons kebijakan moneter jika situasi pasar tenaga kerja tidak membaik. Akibatnya, para pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 30% pada pertemuan bulan November, yang merupakan lonjakan dari angka 16% hanya satu pekan sebelumnya, menurut data dari CME FedWatch Tool.

Meski melemah, tapi Bitcoin sudah mulai bergerak menuju bulan perdagangan baru setelah mengalahkan sejarah pada bulan lalu. Mengungguli S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang naik pada bulan September pertama dalam tujuh tahun. Sejarah menunjukkan bahwa kinerja yang lebih baik dapat berlanjut pada bulan Oktober.

Diharapkan kuartal terakhir 2023 menjadi momentum barui Bitcoin. Beberapa kali terakhir BTC naik pada bulan September (pada tahun 2015 dan 2016). Oktober—atau sebutan Uptober—telah meningkatkan reputasinya sebagai bulan favorit Bitcoin dengan BTC naik ke level tertinggi.

“Tapi, jangan terlalu bersemangat sampai Bitcoin menembus US$ 28.000 hingga US$ 30.000 untuk capai bull run baru,” imbuh Fyqieh.

Secara kolektif, pasar kripto menunjukkan kasus bullish kecil, namun untuk memicu kenaikan yang signifikan butuh sentimen pendorong yang kuat. Pada akhirnya, prediksi harga Bitcoin dalam jangka panjang tampaknya sedikit bullish dengan tujuan segera melampaui US$ 30.000 atau sekitar Rp 467 juta. (kai)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER