Jumat, 3 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Kontribusi Kabel Laut ke Perekonomian, Ini Kata Meta, Induk Facebook

BACA JUGA




Situasi pandemi semakin memperkuat kebutuhan terhadap konektivitas. Ketika semua orang beralih ke konferensi video dan siaran langsung untuk terhubung dengan seluruh informasi. 

Masa depan ini sangat bergantung pada jaringan internet yang tepercaya dan andal. Dan layanan inilah yang akan diberikan oleh infrastruktur kabel bawah laut.

Di Asia, sebagai contoh, kabel bawah laut yang ada terletak di beberapa hub yang telah berkembang pesat seperti di Jepang, Singapura, dan Hong Kong, berkerumun dengan rute kabel bawah laut yang sama. 

Banyak pula yang melewati Selat Luzon di antara Filipina dan Taiwan. Ini sebuah area yang rawan bencana geologis. Hampir seluruhnya melintasi beberapa jalur perairan tersibuk di dunia.

“Untuk membantu mengurai kerumitan kabel bawah laut ini, kami tengah mengembangkan sistem kabel bawah laut baru bersama para mitra di tingkat nasional dan regional,” lanjut Meta. 

Meta berencana untuk berinvestasi dalam delapan kabel bawah laut baru. Dijadwalkan untuk mulai beroperasi antara tahun ini dan 2025.

Dua kabel bawah laut, Echo dan Bitfrost, melewati Selat Luzon dan menjadi kabel pertama yang menghubungkan Jakarta, Indonesia secara langsung dengan Amerika Serikat. 

Kabel bawah laut lainnya, yang dikenal sebagai Apricot, akan menghubungkan Singapura, Jepang, Taiwan, Guam, Indonesia, dan Filipina. Apricot akan menjadi kabel bawah laut pertama lintas Asia yang menghindari jalur terpadat di Laut Cina Selatan.

Meta berencana mengimplementasikan setidaknya dua kabel lintas Atlantik tambahan pada 2027. RTI memprediksikan bahwa kabel pertama akan berkontribusi sebesar US$ 29,5 miliar terhadap PDB per tahun setelah kabel tersebut beroperasi. 

Kabel kedua, yang akan diimplementasikan pada 2027, dapat memberikan tambahan kontribusi sebesar US$ 35,2 miliar per tahun setelah kabel tersebut beroperasi. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER