Kamis, 9 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Percepatan Infrastruktur 5G Terjadi di Asia Pasifik, Tapi Kesenjangan Tetap Menganga

BACA JUGA




FinTechnesia.com | GSMA telah menerbitkan laporan terbarunya berjudul Mobile Economy Asia Pacific 2022. Laporan ini yang memberikan gambaran terperinci adopsi internet seluler di kawasan ini.

Saat ini, jaringan broadband seluler sudah mencakup sekitar 96% dari
populasi Asia Pasifik. Bukti investasi operator dalam infrastruktur 3G, 4G dan, sekarang, 5G.

Namun, hanya 44% dari populasi kawasan ini (1,23 miliar pengguna) yang menggunakan layanan internet seluler.

Alasan ketimpangan ini termasuk karena kurangnya keterampilan digital, keterjangkauan dan masalah keamanan online. Laporan tahun ini menguraikan bagaimana negara-negara mengatasi kesenjangan penggunaan ini.

“Mengatasi kesenjangan penggunaan dan memperluas manfaat internet untuk lebih banyak orang di masyarakat itu sangat penting,” kata GSMA Head of Asia Pacific, Julian Gorman, Kamis (7/7).

Namun, hal ini membutuhkan upaya bersama berbagai pemangku kepentingan yang bekerja bersama operator seluler dan pemain ekosistem lain. “Seperti produsen perangkat dan pembuat konten digital, untuk mendorong adopsi dan mengatasi hambatan yang ada saat ini,” lanjut Juilian.

Teknologi dan layanan seluler terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi Asia Pasifik. Menghasilkan 5% dari produk domestik bruto (PDB) di kawasan ini pada tahun 2021.

Ekosistem ini mendukung sekitar 8,8 juta pekerjaan pada tahun 2021. Dan memberikan kontribusi besar bagi pendanaan sektor publik, dengan sekitar US$ 80 miliar yang telah berhasil dikumpulkan melalui perpajakan.

Adopsi 5G akan dipercepat di seluruh kawasan Asia Pasifik seiring berkembangnya jejak teknologi. Saat ini, jaringan 5G telah tersedia secara komersial di 14 pasar. Termasuk di India dan Vietnam, yang akan segera diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.

Menurut laporan tersebut, pada tahun 2025, akan ada lebih dari 400 juta koneksi 5G. Setara dengan lebih dari 14% dari total koneksi seluler di dunia.

Perkembangan 5G yang lebih maju di negara-negara seperti Australia, Jepang, Korea Selatan dan di Singapura diperkirakan akan menyumbang 55% dari koneksi di negara tersebut pada tahun 2025.

Laporan ini juga mengeksplorasi munculnya metaverse dan menyoroti berbagai kasus penggunaan 5G dan kegiatan terkait lain di wilayah Asia Pasifik. Khususnya, badan-badan pemerintah di kawasan ini telah mulai menguraikan rencana untuk memanfaatkan potensi platform untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan publik.

Korea Selatan memiliki berencana membelanjakan US$ 186,7 juta untuk menciptakan ekosistem metaverse. Otoritas Pariwisata Thailand memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan pariwisata di negara tersebut. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER