Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Strategi Menghadapi Bitcoin Ketika Kondisi Sideways

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pergerakan Bitcoin sejak 24 Juli 2023 hingga 15 Agustus 2023 masih cenderung sideways. Pasangan BTC/USD bergerak kisaran US$ 28.900 hingga US$ 29.800.

Menurut data The Block, volatilitas Bitcoin telah mencapai level terendah dalam sejarahnya. Volatilitas harga Bitcoin dalam periode 30 hari terakhir saat ini berada pada angka 15,5%. Anjlok dibawah level terendahnya pada Desember 2018 di angka 18,97%.

Total kapitalisasi pasar kripto juga naik sebesar 1,9% dalam 24 jam terakhir. Berada di ada level US$1,151 triliun, Selasa (15/8).

Karena pergerakan Bitcoin sideways menyebabkan aliran transaksi mengarah ke altcoin.

Terbukti sebagian besar altcoin mengalami penguatan dalam tujuh hari terakhir.

“Seperti Apecoin (APE) naik 14,11% bertengger di US$2,06, Sushiswap (SUSHI) naik 9,86% menjadi US$ 0,78 hingga Solana yang naik sebesar 8,52% mencapai harga US$ 25,02,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, dalam rilis ke FinTechnesia, Selasa (15/8).

Sejauh ini, Bitcoin mampu kokoh bertahan diatas level support US$ 28.500. Meski harus melalui berbagai sentimen negatif seperti pada pekan lalu data inflasi Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Sideways terjadi karena permintaan dan penawaran sama-sama kuat, harga aset jadi cenderung stabil. Sehingga tren pergerakan harga saham juga horizontal

Ketika pergerakan Bitcoin Sideways ini bisa menjadi waktu yang baik untuk mengumpulkan Bitcoin dengan harga lebih rendah.

“Investor bisa secara bertahap membeli Bitcoin pada harga-harga yang lebih rendah dan menyimpannya sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” imbuh Panji.

Selain itu, trader dan investor kripto dapat memanfaatkan pergerakan harga sideways untuk mengambil keuntungan.

Trader dapat membeli saat harga memasuki level support dan menjual di harga resistance untuk menjual kembali Bitcoin yang diperoleh. Aktifkan fitur stop loss di bawah level support untuk meminimalkan kerugian yang terjadi saat trading.

Baca juga: Harga Bitcoin Masih Volatil, Terapkan Strategi Dollar Cost Averaging

Panji menjelaskan, trader harus mencermati jika harga turun di bawah level support maka ada kemungkinan harga akan turun menjadi lebih rendah lagi.

Sebaliknya, jika harga melewati level resistance dan diikuti dengan kenaikan puncak harga yang lebih tinggi, sideways akan berakhir dan masuk ke bull market.

Adapun beberapa data yang akan mempengaruhi harga Bitcoin, antara lain, pada Kamis (17/8) The Fed atau FOMC meeting minutes akan menjadi perhatian pelaku pasar dan investor pekan ini, untuk mencari petunjuk bagaimana arah kebijakan selanjutnya.

Indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2023 secara tahunan masih naik 3,2% yoy. Sedangkan CPI Inti tumbuh 4,7% yoy. Adapun, Indeks Harga Konsumen (IHP) atau ukuran inflasi bagi produsen pada Juli 2023 meningkat 0,8% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2% yoy dan dari ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,7% yoy.

Sementara, inflasi produsen inti berada di 2,4% yoy. Stagnan dibandingkan bulan sebelumnya tetapi lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3%.

Kedua data inflasi tersebut berpotensi mendorong sikap bank sentral AS untuk kembali hawkish. Sikap ketat the Fed berkaitan dengan kenaikan suku bunga akan berdampak menguatkan nilai tukar dolar AS. Alhasil, mata uang dan instrumen investasi lain bisa terkoreksi termasuk aset kripto.

Panji menjelaskan, harga aset kripto cenderung bergerak melawan mata uang fiat. Ketika data mengarah pada potensi kenaikan mata uang dolar AS maka harga aset kripto masih cenderung sulit untuk bergerak naik.

Meski demikian, Bank Sentral AS akan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga AS karena sudah relatif tinggi.

Dari sisi industri kripto sendiri, beberapa sentimen positif datang dari perkembangan produk altcoin. Selain ETF Bitcoin, beberapa manajer investasi juga mengajukan ETF Ethereum (ETH).

Saat ini terdapat tujuh perusahaan manajer investasi seperti Volatility Shares, Bitwise, Direxion, Grayscale, Proshares, Roundhill, dan VanEck.

Selain itu, Aptos Labs (APT), sebuah proyek blockchain layer-1 Proof-of-Stake (PoS), menjalin kemitraan dengan Microsoft untuk mengeksplorasi solusi inovatif terkait tokenisasi aset, pembayaran digital, dan mata uang digital bank sentral (CBDC).

Sementara, pergerakan bullish XRP tertahan pasca Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengajukan banding terhadap putusan hakim yang menyatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas pada Rabu (9/8).

Dalam dokumen pengajuan banding, SEC meminta Ripple memberikan tanggapan pada 16 Agustus 2023. Diikuti dengan pengajuan ringkasan pembukaan mengenai banding pada 18 Agustus. Ripple memiliki dua pekan untuk merespons. Sementara SEC akan diberi waktu satu pekan lebih lanjut untuk membalas jika hakim menyetujui pengajuan tersebut.

Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu ini

BTC/USDT

Support. : US$ 28.500
Resistance: US$ 29.500

Senin (14/8) BTC berupaya untuk menembus resistance US$29.500 hingga naik mencapai US$29.695. Namun kembali turun pada Selasa pagi (15/8) pukul 08:00 WIB BTC bertengger di harga US$29.433.

Dalam jangka pendek, BTC berpotensi naik menguji area dynamic resistance MA-50 di US$29.875 jika BTC berhasil bergerak diatas MA-20. Indikator Stochastic rebound diatas area oversold dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbata bergerak naik diatas area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bearish terbatas.

ETH/USDT

Support : US$ 1.790
Resistance : US$ 1.900

ETH bergerak dalam downtrend sejak 16 \Juli 2023 dengan beberapa kali berupaya untuk breakout namun belum berhasil hingga Selasa (8/8) pagi 09:00 WIB ETH bergerak di kisaran US$1.847.

Selanjutnya, ETH berpotensi untuk lanjut melemah terlebih dahulu ke support dinamis MA-200 di kisaran US$1.800 jika gagal bertahan diatas harga$1.830. Indikator stochastic turun menuju area oversold dan MACD histogram dalam momentum bullish. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER