Minggu, 28 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Cashflow Positif Melonjak 4 Kali Lipat, RedDoorz Membidik IPO di Tahun 2027 

BACA JUGA




FinTechnesia.com | RedDoorz pada Juli 2023 berhasil menumbuhkan cash flow operasional positif hingga 4 kali lipat dibandingkan periode sebelum pandemi Covid. Cashflow positif ini didorong oleh efektivitas platform perhotelan yang melayani lebih dari 4 juta pelanggan aktif itu

ResDoorz berhasil mengurangi tingkat cash burn rate hingga 70% year on year (yoy) pada semester I 2023. Hal ini sejalan ambisi RedDoorz mencapai Group Break Even Point (BEP) di akhir 2023.

Selama pandemi Covid-19, perhotelan menjadi salah satu industri  yang  mengalami kerugian terbesar karena bisnisnya mengandalkan pergerakan wisatawan. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bahkan menyebutkan sebagian besar okupansi hotel anjlok hingga 90% saat pandemi. Pelaku industri perhotelan pun melakukan berbagai macam strategi untuk bisa memulihkan bisnisnya pasca pandemi. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pemulihan hotel berbintang selama periode Agustus 2022 – Agustus 2023 hanya sebesar 3%-4%. Pada periode yang sama, pertumbuhan penjualan kamar RedDoorz meningkat lebih dari 3 kali lipat.

Baca juga: RedDoorz Buka Pintu Peluang bagi Industri Pariwisata untuk Bangkit dan Berkembang

Pertumbuhan pesat juga terjadi pada jumlah properti multibrand, SANS Hotel dan UrbanView. SANS Hotel hadir sejak 2020 dan didesain khusus untuk wisatawan milenial dan Gen-Z kini telah mencapai 50 properti. UrbanView yang memiliki desain modern dan menjadi hotel multi-brand favorit kalangan menengah ke atas bahkan telah mencapai 200 jumlah properti hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun.   

Berbagai peningkatan tersebut tercapai setelah RedDoorz menjalankan berbagai strategi pemulihan pasca Covid-19. Antara lain, dengan melakukan efisiensi biaya operasional hingga marketing, optimalisasi penggunaan artificial intelligent (Ai) untuk otomatisasi pelayanan, hingga fokus mengembangkan bisnis pada core market, yaitu Indonesia dan Filipina meningkatkan loyalitas wisatawan domestik di setiap negara.

Menurut Amit Saberwal, CEO RedDoorz, pasca pandemi perusahaannya lebih fokus menggarap wisatawan domestik untuk menghindari risiko yang sama jika terjadi pandemi lagi.

“Sebelum pademi, banyak hotel-hotel di Asia yang mengandalkan pergerakan turis Tiongkok. Namun setelah pandemi kita telah belajar untuk tidak lagi bergantung pada mereka,” ujar Amit, Kamis (5/10.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyebut jumlah pergerakan wisatawan domestik di Indonesia sampai pertengahan tahun 2023 sudah mencapai 433 juta orang dari target 1,2 miliar orang.

“Kami yakin pergerakan wisatawan domestik ini masih akan terus meningkat sampai akhir 2023 dan diharapkan berimplikasi pada okupansi hotel RedDoorz dan multi-brand,” jelas Adil Mubarak, VP Operations & Multi-Brand RedDoorz Indonesia.

RedDoorz juga berhasil menambah jumlah pelanggan loyalnya.Dengan  segala pencapaian selama semester I 2023, RedDoorz optimistis bisa mencapai Group Break Even Point (BEP) pada kuartal empat 2023 dan meraih EBITDA positif pada tahun 2024.

Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, jumlah properti RedDoorz ditargetkan mencapai 8.000. “Rencana kami berikutnya adalah bisa go public di 2027 karena kami ingin menjadi perusahaan jaringan perhotelan terbesar di Asia Tenggara,” pungkas Adil. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER