Rabu, 8 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Len Pasang 39 Stasiun Seismik, Dongkrak Kecepatan dan Akurasi Data Informasi Gempa Bumi

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Indonesia salah satu negara yang paling banyak mengalami gempa bumi. Maka Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus meningkatkan kemampuan memperoleh informasi akurat mengenai parameter mekanisme sumber terjadinya gempa bumi.

BMKG memiliki program peringatan dini tsunami yang dikenal dengan nama Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Sistem InaTEWS menggabungkan antara data seismik, data GPS, data Buoy dan data Tide Gauge. Pada sistem InaTEWS, data seismik menjadi ujung tombak observasi, karena dapat mendeteksi potensi tsunami dalam waktu 4 – 5 menit setelah kejadian gempa bumi.

Tahun 2019 lalu, BMKG mempercayakan kepada PT Len Industri (Persero) memasang 194 stasiun monitoring gempa bumi di seluruh Indonesia. Kepercayaan tersebut berlanjut di tahun 2020, kembali memasang 39 titik stasiun miniregional monitoring gempa bumi milik BMKG. Dengan demikian keseluruhan seismograf yang dimiliki BMKG kini akan berjumlah 411 unit.

Penyelesaian pemasangan miniregional ditargetkan sesuai batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yakni tanggal 18 Desember 2020. Target tersebut tercapai karena sudah 100% rampung dan kini telah beroperasi.

Pimpinan Proyek Pemasangan 39 Miniregional PT Len Industri, Randy Dwi Rahardian menjelaskan, pandemi Covid-19 yang cukup menjadi kendala. Ketersediaan moda transportasi untuk distribusi barang terbatas karena adanya pembatasan jadwal keberangkatan kapal dan jumlah kapal. “Dengan perencanaan dan monitoring proyek yang kuat kita dapat melewatinya dengan baik,” tegas Randy, Senin (28/12).

Beberapa lokasi memiliki latak geografis yang sulit dijangkau di beberapa wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur seperti di Sulawesi, Maluku, NTT, NTB, dan Papua. Mulai dari perjalanan dari kota ke lokasi yang jarak tempuhnya cukup jauh hingga akses jalan yang dilalui jalannya rusak.

Manajer Rekayasa Sistem Unit Bisnis ICT & Navigasi PT Len Industri, Yudhistira Utomo mengatakan, sbanyak 39 lokasi itu banyak di Indonesia Bagian Timur, yang memang masih belum serapat jaringan sensor seismik di Indonesia Bagian Barat. “Di barat sendiri, kita pasang dua stasiun di selatan Pulau Jawa. Lokasinya di Yogyakarta,” lanjutnya

Dengan penambahan ini, sensor-sensor seismik di tanah air menjadi lebih rapat. Data yang diterima semakin banyak sehingga akurasi dan kecepatan informasi penentuan gempa dapat meningkat.

Meski konfigurasi dan pendekatan pengerjaannya sedikit berbeda dengan stasiun yang dipasang pada tahun lalu, namun dia memastikan kinerja alat justru lebih andal. Stasiun juga tetap menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) produksi Len Industri sebagai sumber catu dayanya.

Sebagai perusahaan BUMN yang berbasis teknologi, Len Industri memiliki mimpi besar, suatu saat nanti bisa menjadi penyedia produk dan teknologi infrastruktur sistem sensor peringatan dini kebencanaan di Indonesia. Saat ini Len Industri memiliki peran sebagai integrator sistem maupun pemeliharaan sistem tersebut.

Integrator sistem memiliiki 3 tanggung jawab utama, yakni membangun sistem, menjamin ketersediaan (availability) data dan kualitas data. Perusahaan harus dapat menjamin availability data di atas 90% atau bahkan 99%. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER