Dari OpenAI
Interface Bing yang baru dibangun di atas teknologi dari OpenAI untuk menghasilkan teks dengan menganalisis pola statistik kata-kata dalam artikel, forum, dan teks lain yang diambil dari web, serta sumber-sumber lain seperti buku.
OpenAI tidak diketahui apakah membayar untuk melisensikan semua konten tersebut, meskipun telah melisensikan gambar dari pustaka gambar dari Shutterstock untuk menyediakan gambar atau foto.
Microsoft tidak secara khusus membayar pembuat konten ketika bot-nya meringkas artikel mereka, sama seperti Microsoft dan Google yang secara tradisional tidak membayar penerbit web untuk menampilkan cuplikan pendek yang diambil dari halaman mereka dalam hasil pencarian.
Akan Chatbot Bing lebih aktraktif memberikan jawaban yang lebih kaya daripada yang dimiliki mesin pencari secara tradisional.
Baca juga:Â Meta Lucurkan Toko Avatar, Gandeng Liverpool, Netflix dan Merek Lain
ChatGPT milik OpenAI, yang dirilis oleh perusahaan rintisan ini pada bulan November, telah diketahui menjiplak atau hanya mengerjakan ulang tulisan manusia.
Beberapa sistem sekolah umum besar di AS, termasuk di New York City, telah melarang penggunaan ChatGPT.
Bing menggunakan sistem AI Microsoft yang disebut Prometheus yang menurut perusahaan dibangun di atas ChatGPT OpenAI dan telah disesuaikan untuk memberikan hasil pencarian yang lebih aman dan tepat waktu kepada pengguna.
Ketika ditanya pada acara media Microsoft minggu ini tentang pencarian Bing baru yang berpotensi menjiplak karya penulis manusia, Kepala Pemasaran Konsumen Perusahaan, Yusuf Mehdi, mengatakan, perusahaan sangat peduli untuk dapat mengarahkan lalu lintas ke pembuat konten.
Baca juga:Â Google Panik dengan ChatGPT?
“Tautan yang disertakan oleh chatbot Bing di akhir setiap tanggapan untuk memudahkan orang untuk masuk dan mengeklik situs-situs tersebut,” katanya.
Sekarang para penerbit sedang mempertimbangkan apakah akan menggugat Microsoft atau tidak terkait artikel-artikel yang muncul di chatbot Bing. (aang)