Selasa, 30 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Gila! Anak Muda Ini Untung Puluhan Miliar di Bursa Saham selama Pandemi

BACA JUGA




Fokus dan Teliti

Saat ditanya apa kunci kesuksesannya, Andry Hakim mengungkapkan bahwa kuncinya adalah fokus dan teliti, pelajari perusahaan secara berulang-ulang dan mau turun ke lapangan untuk mengecek perusahaan tersebut, serta lihat juga market tren ke depan ke arah mana dan kebijakan pemerintah ke arah mana.

“Saya pernah mendapat keuntungan besar dari trading di saham KAEF dan INAF, karena saat itu pemerintah ada kebijakan untuk pengadaan vaksin Covid-19.”

“Lalu saya pernah juga untung trading di ANTM karena kebijakan pemerintah soal holding perusahaan battere BUMN.”

Lewat perusahaannya Stockwise, Andry Hakim memberikan konsultas dan edukasi untuk khalayak yang mau melakukan IPO perdana, tetapi masih awam dengan dunia pasar modal. Foto: Dok. Pribadi

“Tapi keuntungan terbesar saya adalah berinvestasi jangka panjang di ARTO yang setelah rights issue pertama saya beli di harga rata-rata Rp463 per lembar lalu saya jual di harga Rp15.000 hingga Rp16.000an.”

Baca juga: Kerjasama dengan Motor Listrik Volta, Telkomsel Tebar Kuota

“Jadi keuntungan saya sampai dengan 2000 persen lebih. Di situlah titik keuntungan terbesar saya,” ungkap Andry.

Andry juga menambahkan bahwa dia juga mendapatkan keuntungan multibagger ratusan persen di saham BBHI, BNBA, BBYB.

“Itu pun saya dapat karena kebijakan pemerintah yaitu OJK membuat peraturan bahwa semua bank mini harus memiliki modal inti Rp3 triliun, kalau tidak cukup modal maka bank tersebut akan diturun kelaskan menjadi BPR (Bank Perkreditan Rakyat).”

Baca juga: Anak Perusahaan WIR Group, AR & Co, Dorong Penerapan Teknologi Markerless Augmented Reality

“Saat itu saya menyimpulkan bahwa bank pasti gak mau turun kelas menjadi BPR jadi mereka yang tidak punya modal inti Rp3 triliun pasti akan memilih untuk menjual bank nya ataupun mencari investor yang lebih besar untuk diajak bekerja sama.”

“Jadi saat itu saya berspekulasi untuk berinvestasi di bank mini dengan modal INTI kurang dari 3T. Makanya dapatlah saham BBHI, BNBA dan BBYB,” jelasnya.

Sebelum pandemi, Andry mengatakan juga sering berpergian pulang pergi ke China.

Dia menyadari bahwa tren digital banking oleh WeBank saat itu juga sedang booming di sana.

Baca juga: Hacker Ransomware Ngaku Meretas Bank Syariah Indonesia (BSI), Ini Data yang Mereka Klaim Sudah Dikuasai dan Siap Disebar

Jadi Andry merasa apa yang terjadi di China pasti cepat atau lambat juga akan terjadi di Indonesia.

“Namun dari sekian banyak keuntungan, saya juga kadang masih salah.”

“Karena namanya investasi gak ada yang bisa prediksi hasilnya 100 persen, kalau memang salah analisa kita harus berani cutloss dan pelajari salahnya di mana.”

“Kalau floating loss terbesar saya pernah Rp2 miliar hingga Rp4miliar sehari, tapi kalau cutloss trading terbesar saya Rp500 juta gak sampe dalam sehari, baru beli langsung saya jual sebelum closing,” terangnya.

Baca juga: Sempat Error, Alhamdulillah Pada Kamis (11/5), Layanan Cabang, ATM & Mobile Banking BSI Kembali Normal

Saat ini Andry bersama rekannya Douglas, juga sedang membangun startup miliknya yang bernama Stockwise.

Stockwise membuka kelas edukasi setiap bulannya untuk membantu dan mengajarkan masyarakat indonesia untuk dapat mulai berinvestasi saham dengan baik dan benar menggunakan pendekatan fundamental dan value investing.

Perusahaan Stockwise miliknya juga sebagai tempat konsultasi untuk teman-temannya yang mau melakukan IPO perdana, tetapi masih awam dengan dunia pasar modal.

“Ke depannya Stockwise berencana untuk launching aplikasi edukasi milik kami sendiri sehingga dapat lebih memudahkan masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan akses edukasi finansial yang lebih mudah, efektif, dan affordable,” pungkasnya. ***


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER