FinTechnesia.com | Di masa pandemi Covid-19, hampir 90% atau 142 dari total 158 anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) melapor ke Fintech Data Center (FDC). Diharapkan mitigasi risiko meningkat seiring banyaknya anggota yang terkoneksi dengan pusat data fintech lending ini.
Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi mengatakan, semakin banyak anggota AFPI yang melapor ke FDC meningkatkan mitigasi risiko di industri fintech peer to peer (P2P) lending. Para anggota dapat mengecek rekam jejak dan profil calon peminjam.
Sehingga mencegah peminjam melakukan peminjaman di banyak fintech P2P lending secara bersamaan. “Ke depan seluruh anggota AFPI akan terkoneksi dan melapor ke pusat data fintech P2P lending ini,” ucap Adrian, Selasa (4/8).
FDC merupakan wujud implementasi AFPI menjalankan fungsi sebagai market supervisory. Berkolaborasi dengan institusi keuangan lain memperkuat akses keuangan di masyarakat, khususnya unbanked dan underserved.
Dengan FDC, penyelenggara fintech P2P lending melakukan tindakan preventif, yakni mengetahui sejarah perkreditan calon peminjam. Dan berapa banyak pinjaman yang mereka miliki di berbagai penyelenggara. “Kedua dampak utama tersebut sangat membantu menekan kredit macet. Sehingga dapat menjaga industri fintech P2P lending tetap sehat,” jelas Adrian. (sya)