Rabu, 8 Mei 2024
FINTECHNESIA.COM |

Digitalisasi Sekolah Tidak Berhenti Dengan Pembagian Laptop

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Program pemerintah terkait digitalisasi sekolah melalui pembagian laptop dan berbagai perangkat pendukung, tetap perlu disertai sederet langkah lain. Seperti memastikan konektivitas internet yang baik, kriteria penerima yang jelas, literasi digital yang memadai dan kesiapan guru.

Tak kalah penting, memastikan pemerataan konektivitas internet untuk memperkecil kesenjangan digital antar daerah di Indonesia. Kriteria penerima bantuan harus jelas agar program dapat tepat sasaran.

“Serta mampu menyetarakan landasan dan kesempatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi para siswa, dari kelas sosial dan daerah manapun mereka berasal,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Latasha Safira, Ahad (1/8).

Menurutnya, penerima yang jelas sangat menentukan kesuksesan program ini. Karena dapat membantu mereka untuk mengejar ketertinggalan selama PJJ berlangsung.

Kewajiban siswa/orang tua penerima bantuan juga perlu dijelaskan. Termasuk pihak mana yang akan bertanggung jawab kalau terjadi kerusakan atau kehilangan dan terkait pemeliharaan dari gawai yang mereka terima.

Selain kedua hal tadi, literasi digital perlu terus dibangun di kalangan para siswa, guru dan pihak sekolah. Salah satu langkah, mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum sekolah.

Sayang, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018, lebih menekankan fokus mata pelajaran tersebut kepada peningkatan kompetensi teknis dalam penggunaan alat. Padahal pemahaman etika dan perilaku yang bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi dan berinteraksi di dunia maya, serta penerapannya. Terlebih lagi mengingat anak-anak masa kini hampir setiap saat bersinggungan dengan internet. 

Faktor terakhir yang perlu diperhatikan, memastikan efektivitas pelaksanaan PJJ adalah penyetaraan kompetensi guru. Hal ini perlu menjadi masukan dalam memformulasikan program kompetensi guru yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman dan yang responsif terhadap perubahan. 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim mengatakan, membeli alat-alat TIK dengan total anggaran mencapai Rp 17,42 triliun hingga 2024 untuk program Digitalisasi Sekolah. Alat-alat TIK yang hendak dibeli antara lain, laptop, access point, konektor, layar proyektor, speaker aktif, hingga router internet. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER