Senin, 29 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Percepatan Pemulihan Industri Pariwisata, RedDoorz Gandeng Bank Indonesia Provinsi NTB dan Bali

BACA JUGA




FinTechnesia.com | RedDoorz, platform akomodasi multi-brand terbesar di Asia Tenggara, berkomitmen untuk mendukung percepatan pemulihan industri pariwisata di Indonesia. Kali ini, melalui kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)mengembangkan dan membina sarana hunian pariwisata (Sarhunta) dan homestay.

RedDoorz juga bekerja sama dengan BI Provinsi Bali untuk mengedukasi wisatawan mancanegara dalam memilih layanan money changer yang memiliki lisensi di Bali.

NTB merupakan salah satu provinsi dengan destinasi terindah di Indonesia, namun seringkali masyarakat luar NTB kesulitan menemukan akomodasi karena belum banyak hotel di sana yang tersedia di platform digital. “

Melalui kerja sama kami dengan BI Provinsi NTB, RedDoorz berupaya membantu pelanggan untuk mendapatkan akomodasi di daerah desa wisata di NTB, sehingga pemilik sarhunta NTB juga dapat menarik lebih banyak pelanggan,” ujar Patricia Rose, General Manager RedDoorz Bali-Nusa Tenggara, Senin (14/110.

RedDoorz akan mulai membantu 14 sarhunta dan homestay di desa Bilebante dan desa Loteng, NTB, beralih ke platform digital. Sertamemberikan pelatihan kepada pegawai serta para property owner.

Platform digital dari RedDoorz dapat memudahkan property owner dalam manajemen, pemesanan, transaksi, hingga pemasaran properti mereka. RedDoorz yakin kerjasama ini dapat membantu menghubungkan sarhunta di NTB dengan para pelanggan dari seluruh Indonesia.

Baca juga: RedDoorz Meluncurkan Merek Baru: Urbanview Hotels

Heru Saptaji, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menyatakan, pengoptimalisasian platform digital yang RedDoorz lakukan dapat membantu pemulihan industri pariwisata di provinsi NTB dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Menjelang perhelatan G20 di Bali, RedDoorz juga berkolaborasi dengan BI Provinsi Bali mengedukasi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali agar memilih layanan money changer berlisensi dari Bank Indonesia.

Kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan pengalaman para wisatawan berlangsung aman dan menyenangkan dengan mengurangi resiko penipuan yang dapat merugikan wisatawan.

Patricia Rose menambahkan, kasus penipuan di money changer tak terdaftar menyebabkan kerugian dan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Seperti yang terjadi pada turis asal Australia yang merugi sebesar Rp2,2 juta beberapa waktu lalu di Legian, Bali.

“RedDoorz dengan BI Provinsi Bali membantu menyebarkan informasi terkait money changer berlisensi, agar pengalaman wisatawan dan pengunjung di Bali lebih nyaman dan aman,” terang Patricia.

Edukasi ini tersedia di properti RedDoorz provinsi Bali yang menjelaskan bagaimana cara mengenali money changer tidak berlisensi. Pelanggan dapat memindai barcode yang tersedia untuk melihat dan memilih layanan money changer berlisensi di Bali. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER